Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tercatat
paling lambat dalam lima tahun terakhir. Sebagian faktor adalah lemahnya
permintaan dari pasar ekspor utama Indonesia seperti China dan Singapura serta
belanja pemerintah yang lebih rendah dari harapan.
Menurut Badan Pusat Statistik, perekonomian Indonesia tumbuh
4,71 persen dari tahun sebelumnya, dan melambat 5,01 persen dari triwulan
sebelumnya. Secara kuartalan, perekonomian menyusut 0,18 persen setelah mengalami
kontraksi 2,06 persen pada periode Oktober-Desember.
Data tersebut menyoroti tantangan yang akan dihadapi
Presiden Joko Widodo dalam memenuhi janji mendongkrak PDB dan menggelontorkan
miliaran dolar untuk pembangunan infrastruktur. Indonesia Real Time meminta
komentar sejumlah ekonom, eksekutif, dan pejabat mengenai perlambatan ini.
Akibat melemahnya pertumbuhan
investasi dan ekspor, pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2015
diperkirakan mencapai 5,2 persen, sedikit di bawah proyeksi Bank Dunia yang
dirilis Juli 2014 lalu, yaitu sebesar 5,6 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2014
diperkirakan mencapai 5,1 persen, lebih rendah dari 5,2 persen yang sebelumnya
diperkirakan. Demikian terungkap pada laporan Indonesia Economic Quarterly,
edisi Desember 2014, yang dikeluarkan Bank Dunia, berjudul Membawa
Perubahan.
Pertumbuhan ekonomi dunia yang
melambat mengakibatkan turunnya harga-harga sejumlah komoditas Indonesia,
selain juga memperkecil hadirnya peluang-peluang baru. Namun estimasi
pertumbuhan yang mengecil ini dapat berbalik arah, bila investasi melampaui
harapan pada tahun 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar